Sabtu, 04 Desember 2010

Pembudidayaan Jamur Kayu sebagai Usaha Pemanfaatan Limbah Kayu (Serbuk Gergaji)

II. LATAR BELAKANG

Mahasiswa adalah generasi pelopor berbagai macam kreativitas, melalui ilmu yang telah diperolehnya, pengalaman, maupun ide yang tidak disengaja seharusnya mampu menghasilkan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri dan orang lain. Saat ini, di Indonesia, lulusan universitas atau institusi pendidikan relatif susah untuk mendapatkan pekerjaan. Padahal, di Amerika setiap harinya lahir seorang entrepreneur yang sangat berperan penting dalam kemajuan perekonomiannya. Oleh karena itu, seorang lulusan sarjana bukan saatnya lagi mencari pekerjaan, akan tetapi sebagai wirausaha yang dapat menghasilkan pekerjaan bagi dirinya sendiri dan orang lain. Salah satu jenis usaha yang ingin dikembangkan berasal dari sektor pertanian.
Hal yang berkaitan dengan hasil hutan adalah kegiatan pengolahan hasil hutan, antara lain berupa industri penggergajian kayu. Dalam bidang industri pengolahan kayu, maka industri penggergajian kayu merupakan pengolahan kayu bulat mentah untuk dijadikan barang setengah jadi atau bahan baku, yang selanjutnya diolah oleh perusahaan industri kayu hilir menjadi barang jadi.
Konsumen kayu gergajian dalam negeri yang terbesar adalah sektor perumahan dan sektor kostruksi. Kebutuhan manusia akan kayu sebagai bahan bangunan baik untuk keperluan konstruksi, dekorasi, maupun furniture terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk. Kebutuhan kayu untuk industri perkayuan di Indonesia diperkirakan sebesar 70 juta m3 per tahun dengan kenaikan rata-rata sebesar 14,2 % per tahun sedangkan produksi kayu bulat diperkirakan hanya sebesar 25 juta m3 per tahun, dengan demikian terjadi defisit sebesar 45 juta m3 (Priyono,2001). Hal ini menunjukkan bahwa sebenarnya daya dukung hutan sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan kayu.
Karena sifat dan karakteristiknya yang unik, kayu merupakan bahan yang paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi. Kebutuhan kayu yang terus meningkat dan potensi hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana, antara lain dengan memanfaatkan limbah berupa serbuk kayu menjadi produk yang bermanfaat.
Limbah kayu, yang banyak dijumpai di tempat penggergajian atau perusahaan mebel, biasanya hanya dijadikan bahan bakar. Atau kadang malah dibuang begitu saja. Saat ini limbah serbuk gergaji akan digunakan untuk membudidayakan tanaman jamur.
Jamur merupakan salah satu mikroorganisme yang dapat menyebabkan warna kayu menjadi berubah dan kemudian menyebabkan pembusukan apabila kuantitasnya sudah berlebihan.
Jamur kayu merupakan salah satu jenis jamur yang tumbuh pada media kayu. Jamur ini biasa tumbuh pada kayu lapuk di kebun, hutan-hutan, bahkan di belakang rumah. Jamur kayu biasanya banyak berkembang pada musim hujan. Jenis jamur kayu memiliki kandungan gizi yang tinggi. Dalam jamur terkandung protein yang sangat penting untuk tubuh. Jamur kayu merupakan tanaman obat yang bermanfaat dan berkhasiat sebagai obat tradisional yang dapat diramu sendiri.
Jenis-jenis janur yang sering dibudidayakan, yaitu Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus), di Jepang dikenal dengan nama Shimeji. Jenis jamur tiram putih tumbuh subur pada temperatur 24’C-26’C. Kelembaban udara yang diperlukan sekitar 90%.
Jamur payung cokelat (Lentinus edodes), di Jepang dikenal dengan nama Shiitake. Di Eropa dikenal juga dengan nama Dry Mushroom. Jamur ini tumbuh subur pada temperature 19’C-22’C. Kelembaban udara yang diperlukan untuk jenis jamur ini sekitar 95%.
Jamur payung merah. Dikenal dengan nama Jepang Nameko. Jamur Kuping Hitam ( Lember ), yang memiliki nama ilmiah Auricularia polytricha. Jamur kuping ini dikenal dengan nama Jepang Arage kikurage. Persyaratan lingkungan tumbuh untuk jamur ini pada temperature 24’c-28’c dengan kelembaban udara sekitar 90%. Jamur kuping merah, dengan nama Jepang Kikurage dan jamur kuping putih, dengan nama Jepang Sirokikurage

Jamur tiram termasuk jamur kayu yang telah banyak dibudidayakan. Tudungnya berwarna hitam lembayung sampai kecoklatan. Bentuknya menyerupai kulit kerang dengan diameter 6-14 cm. Permukaan tudung licin dan mengkilap. Bilah berwarna putih krem atau putih gading. Susunan bilahnya agak rapat. Sewaktu mudah bilahnya berwarna putih, makin tua menjadi krem kekuningan.
Seperti yang kita ketahui, jamur tiram sangat laku keras di pasaran. Banyak yang mengkonsumsi jenis jamur ini baik sebagai obat-obatan maupun bahan panganan. Pembudidayaan jamur ini sangat potensial untuk meningkatkan produksi pertanian dan sebagai industri rumah tangga.
Peluang usahanyapun tinggi mengingat kebutuhannya bagi masyarakat. Ditambah lagi kandungan protein dan vitamin yang baik bagi kesehatan. PKMK ini mengajarkan mahasiswa untuk belajar berfikir kreatif dengan segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Oleh karena itu, pembudidayaan jamur kayu jenis tiram putih ini diangkat menjadi salah satu industri rumah tangga sektor pertanian untuk memperkenalkan produk kehutanan non kayu kepada masyarakat luas dan dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin serta bertujuan untuk mengolah kembali limbah serbuk gergaji agar menghasilkan nilai guna.




III. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka pengusul merumuskan beberapa masalah, antara lain: bagaimana memperkenalkan Jamur tiram sebagai salah satu bahan pangan yang bergizi, cara pengolahan Jamur Tiram menjadi makanan yang bermanfaat dan khasiat yang baik, teknik pelaksanaan usaha yang akan dijalankan, perhitungan hasil usaha, serta cara pengembangan usaha budidaya Jamur Tiram yang akan datang sehingga produk ini layak untuk dikembangkan lebih baik lagi.
IV. TUJUAN
Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang kewirausahaan ini, pengusul dapat menghasilkan produk bahan pangan berbahan dasar Jamur Tiram serta menjadikan kegiatan tersebut menjadi usaha mandiri yang berkelanjutan dan mampu bersaing dengan produk lain. Selain itu, Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan dapat menjadi wadah pembelajaran untuk berkreasi dan berwirausaha.
V. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Program ini diharapkan dapat mengembangkan usaha Jamur Tiram di lingkungan kampus bahkan di lingkungan yang lebih luas lagi. Melalui kegiatan ini pula mahasiswa dapat belajar berwirausaha sehingga mengurangi ketergantungan terhadap orang tua. Lebih jauh lagi, pengusul berharap, usaha Jamur Tiram ini dapat menjadi lapangan pekerjaan baru bagi mahasiswa lain maupun masyarakat sekitar kampus.
VI. KEGUNAAN
Mahasiswa lingkungan kampus dan masyarakat sekitar kampus bahkan dapat lebih luas lagi dengan mudah mendapatkan bahan pangan yang bergizi dan sehat, berbahan dasar unik serta memiliki aneka rasa. Dari aspek ekonomi, bahan pangan ini dapat terjangkau oleh segala kalangan masyarakat dan merupakan peluang usaha yang menjanjikan.
VII. GAMBARAN UMUM USAHA
Pada umumnya orang-orang mengkonsumsi jamur bukan hanya lantaran rasanya yang memang lezat, tetapi juga karena ada alasan lain, yakni manfaat dan khasiat yang terkandung di dalamnya. Dan faktor khasiat dan manfaat inilah yang menjadi prioritas konsumen jamur. Tujuannya tentu saja demi kesehatan tubuh atau hal lain yang berkaitan dengan vitalitas. Tidaklah mengherankan jika berbagai jenis jamur kini menjadi bagian dari menu favorit di sejumlah rumah makan.
Dari hasil penelitian, jamur yang biasa kita makan rata-rata mengandung 14-35 persen protein. Dibandingkan dengan beras (7,38 persen) dan gandum (13,2 persen), jamur berkadar protein lebih tinggi. Asam amino esensial yang terdapat pada jamur ada sembilan jenis dari total 20 jenis yang kita kenal yaitu lysin, methionin, tryphtofan, theonin, valin, leusin, isoleusin, histidin, dan fenilalanin. Sedangkan kalori yang dikandung jamur adalah 100kj/100 gram dengan 72 persen lemak tak jenuh. Jamur juga kaya akan vitamin, di antaranya B1 (thiamin), B2 (riboflavin), niasin, dan biotin. Untuk mineral, jamur mengandung K, P, Fe, Ca, Na, Mg, Mn, Zn, dan Cu. Serat jamur sangat baik untuk pencernaan. Kandungan seratnya mencapai 7,4- 24,6 persen sehingga cocok untuk para pelaku diet. Menurut hasil riset di Massachusetts University, AS, riboflavin, asam nicotinat, panthotenat, dan biotin (Vit B) yang ada pada jamur masih terpelihara dengan baik meskipun jamur telah dimasak. "Pleurotus ostreatus" Senada dengan penelitian tersebut, secara spesifik, Beta Glucan Health Center mengatakan bahwa jamur tiram yang bernama latin Pleurotus ostreatus atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai oyster mushroom mengandung senyawa pleuran yang berkhasiat sebagai antitumor, menurunkan kolesterol, serta bertindak sebagai antioksidan.
Jamur tiram, di Jepang dikenal dengan sebutan hiratake, mengandung protein 19-30 persen, karbohidrat 50-60 persen, asam amino, vitamin B1, B2, B3, B5, B7, C, mineral Ca, Fe, Mg, K, P, S, dan Zn. Menurut penelitian, kandungan logam yang ada pada jamur tiram masih jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan Fruit Product Order and Prevention of Food Adulteration Act tahun 1954, sehingga aman untuk dikonsumsi. Dari penelitian yang dilakukan Ujagar Group (India) juga dikatakan bahwa jamur tiram memiliki nilai nutrisi yang sangat bagus, di mana 100% sayuran mengandung protein tinggi, kaya vitamin, mineral, rendah karbohidrat, lemak, dan kalori. Selain itu, bagus untuk liver, pasien diabetes, menurunkan berat badan, seratnya membantu pencernaan, antiviral (antivirus), dan antikanker. Nilai tambah lainnya, jamur tiram mudah dimasak dan dicerna dengan rasa yang enak pula.
Dari penelitian lain yang dilakukan Departemen Sains Kementerian Industri Thailand, didapat hasil tentang jamur tiram yang mengandung protein 5,94 persen, karbohidrat 50,59%, serat 1,56 persen, lemak 0,17 persen. Untuk tiap 100 gram jamur tiram segar mengandung 45,65 kj kalori; 8,9mg kalsium; 1,9 mg besi; 17,0 mg fosfor; 0,15 mg vitamin B1; 0,75mg Vit B2; dan 12,40 mg Vitamin C. Selain itu, jamur tiram juga mengandung asam folat yang cukup tinggi dan terbukti ampuh menyembuhkan anemia.
Kalau kita bandingkan dengan daging ayam yang kandungan proteinnya hanya 18,2 gram, lemaknya 25,0 gram, sedangkan karbohidratnya 0,0 gram, dan vitamin C nya 0,0 gram, kandungan gizi jamur tiram masih lebih komplet tentunya. Sehingga tidak salah apabila dikatakan jamur tiram maupun jamur pada umumnya merupakan bahan pangan masa depan.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh Bobek (1999) dari Research Institute of Nutrition Bratislava tentang Natural Product with Hypolipemic and Antioxidant Effect, telah dilakukan studi pada sebuah group dengan 57 laki-laki : perempuan = 1:1, usia setengah umur dengan kasus hyperlipoproteinemia. Selama 1 bulan mereka mengonsumsi 10 gram jamur tiram secara teratur. Kesimpulannya, secara statistik sangat menjanjikan yakni kolesterol dan serum turun 12,6 % dan trigliserol turun 27,2 %. Jamur tiram dikatakan mempunyai efek antioksidan dengan turunnya peroksidasi di dalam eritrosit.
Sementara Sejak tahun 1960, para peneliti jamur telah melakukan riset berbagai khasiat jamur. Beberapa tahun terakhir diketahui adanya polisakarida, khususnya Beta-D-glucansyang mempunyai efek positif sebagai antitumor, anti kanker, anti virus (termasuk AIDS), melawan kolesterol, anti jamur, anti bakteri, dan dapat meningkatkan sistem imun. Pada jamur tiram, produk ini disebut sebagai plovastinyang di pasaran dikenal sebagai suplemen penurun kolesterol (komponen aktifnya statin yang baik untuk menghambat metabolisme kolesterol di dalam tubuh manusia).
Beta-D-glucans yang ada pada jamur tiram bisa juga diisolasi untuk digunakan dan dicampur pada krim, salep, suspensi, atau bedak untuk perawatan wajah. Formulasi ini ternyata sudah digunakan pada perusahaan kosmetik, (Estee Lauder, Clinique), di mana konsentrasinya 0,5-2 persen. Mekanismenya adalah dengan cara mengikat air sehingga kulit menjadi lembap dan sebagai anti inflamasi. Percobaan terhadap 121 pasien berjerawat kronis, diberikan setiap hari selama 21 hari, hasilnya 73,5 % kondisinya membaik, 18,2 % sembuh total. Oleh karena itu, sasaran dari kegiatan ini adalah mahasiswa IPB dan masyarakat sekitarnya. Peluang usaha sangat menjanjikan karena jumlah mahasiswa IPB setiap angkatan yang berkisar hingga 3000 orang dan relatif bersifat konsumtif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar